KAJIAN RUTIN AL-HIKAM / TASAWUF
RSIA MUSLIMAT JOMBANG
Penundaan
Terkabulnya Doa
لاَ يَكُنْ تَأَخَّرَ اَمَدِ الْعَطَاءِ مَعَ
اْلإِلْحَاحِ فِى الدُّعاَءِ مُوْجِبًا لِيَأْسِكَ فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ
الْإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَارُهُ لَكَ لَا فِيْمَا تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَفِى
اْلوَقْتِ الَّذِى يُرِيْدُ لَا فِى اْلوَقْتِ الَّذِى تُرِيْدُ .
Hikmah :
“Belum
terkabulnya doa si hamba, setelah berusaha berulang-ulang berdoa penuh harapan,
jangan sampai berputus asa, karena belum terkabulnya doa kita. Sebab Allah SWT.
telah memberi jaminan diterimanya doa setiap hamba Allah, menurut pilihan dan
ketentuan Allah sendiri, bukan atas
pilihan dan kemauan si hamba, atau menurut waktu yang dikehendaki hamba, akan
tetapi Allah Ta’alatelah menetapkan kapan dan disaat apa doa seorang hamba
diterima olehnya.”
Penjelasan:
Syarat
diterimanya suatu doa, apabila dilaksanakan dengan penuh harapan dan tidak
berputus asa. Karena jelas tidak semua permohonan yang disampaikan kepada Allah
Ta’ala itu langsung dikabulkan. Tidak cepatnya suatu doa itu dikabulkan Allah
Ta’ala, bukan berarti Allah menolak doa hamba-Nya. Karena Allah SWT. telah
memberi jaminan bahwasanya setiap doa akan diterima. Allah SWT. mengingatkan, “Berdoalah
kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan doamu.”
Firman Allah SWT. dalam Surat
Al-Baqarah Ayat 186.
“Apabila
hamba-hambaKu menanyakan tentang Aku, sesungguhnya Aku ini dekat. Aku akan
menjawab pertanyaan orang yang memohon kepadaKu apabila ia berdoa.”
Dari
sahabat Jabir ra. bahwasanya Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Tiada seorang
hamba yang meminta dengan suatu permohonan, melainkan Allah akan memberi apa
yang ia minta, jika ia menahan diri dari suatu perbuatan maksiat, Allah Ta’ala
akan menyelamatkan dirinya dari bahaya, atau diampuni dosa-dosanya. Selama si
hamba tidak berdoa kepada perbuatan (amal) yang mendekatkan diri kepada dosa,
atau berdoa agar terputus dari persaudaraan dengan karib kerabatnya.”
Syarat
diterimanya doa:
1.
Berdoa
dengan sepenuh hati dan bersifat tulus.
2.
Bersih
dari dosa-dosa yang menghambat lancarnya doa.
3.
Memulai
doa dengan hamdalah (mengucapkan sifat-sifat Allah dalam asma’ul husna),
dan ditutup dengan mengucapkan kalimat “Subhana Robbika Robbil Izzati amma
yasifun wa salamun alal mursalin wal hamdu lillahi Robbil ‘Alamin.
4.
Penuh
harapan agar doanya dikabulkan oleh Allah SWT.
5.
Tidak
tergesa-gesa mengucapkan kalimat doa.
6.
Menanti
dengan sabar, sehingga Allah mengabulkan doanya.
Disampaikan Oleh: H. Abd. Kholiq Hasan
Pengasuh PP. Al-Amanah